1. Nama Kelompok : Kelompok 15
Topik : Pertentangan Sosial
2. Definisi Pertentangan Sosial:
Pertentangan sosial adalah salah satu akibat dari adanya perbedaan norma – norma yang menyimpang dikehidupan masyarakat.
Menurut soerjono soekanto,pertentangan adalah suatu proses sosial dimana orang perorangan/kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan dan disertai dengan ancaman atau kekerasan.
Pertentangan berasal dari kata kerja latin “configure” yan berarti saling memukul. Secara sosiologis,pertentangan diartikan sebagaai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.Tidak satu massyarakat pun tidak pernah mengalami pertentangan antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya
3.Unsur – Unsur Pertentangan Sosial:
- Perbedaan Kepentingan
Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku dari individu. Individu bertingkah laku
karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini bersifat esensial
bagi kelangsungan kehidupan individu itu sendiri. Jika individu berhasil memenuhi kepentingannya,
maka mereka akan merasa puas dan sebaliknya bila gagal akan menimbulkan masalah bagi diri sendiri
maupun bagi lingkungannya.
karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini bersifat esensial
bagi kelangsungan kehidupan individu itu sendiri. Jika individu berhasil memenuhi kepentingannya,
maka mereka akan merasa puas dan sebaliknya bila gagal akan menimbulkan masalah bagi diri sendiri
maupun bagi lingkungannya.
Individu yang berpegang pada prinsipnya saat bertingkah laku, maka kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh individu tersebut dalam masyarakat merupakan kepuasan pemenuhan
dari kepentingan tersebut. Oleh karena itu, individu mengandung arti bahwa tidak ada
dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohaninya.
yang dilakukan oleh individu tersebut dalam masyarakat merupakan kepuasan pemenuhan
dari kepentingan tersebut. Oleh karena itu, individu mengandung arti bahwa tidak ada
dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohaninya.
- Prasangka dan Diskriminasi
Prasangka dan Diskriminasi dapat merugikan pertumbuh-kembangan dan bahkan integrasi masyarakat.
Prasangka mempunyai dasar pribadi, dimana setiap orang memilikinya.
Melalui proses belajar dan semakin dewasanya manusia, membuat sikap cenderung
membeda-bedakan dan sikap tersebut menjurus kepada prasangka. Apabila individu
mempunyai prasangka dan biasanya bersifat diskriminatif terhadap ras yang diprasangka.
Jika prasangka disertai dengan agresivitas dan rasa permusuhan,
biasanya orang yang bersangkutan mencoba mendiskiminasikan pihak-pihak lain yang
belum tentu salah, dan akhirnya dibarengi dengan sifat Justifikasi diri, yaitu pembenaran diri terhadap
semua tingkah laku diri.
Prasangka mempunyai dasar pribadi, dimana setiap orang memilikinya.
Melalui proses belajar dan semakin dewasanya manusia, membuat sikap cenderung
membeda-bedakan dan sikap tersebut menjurus kepada prasangka. Apabila individu
mempunyai prasangka dan biasanya bersifat diskriminatif terhadap ras yang diprasangka.
Jika prasangka disertai dengan agresivitas dan rasa permusuhan,
biasanya orang yang bersangkutan mencoba mendiskiminasikan pihak-pihak lain yang
belum tentu salah, dan akhirnya dibarengi dengan sifat Justifikasi diri, yaitu pembenaran diri terhadap
semua tingkah laku diri.
Perbedaan terpokok antara prasangka dan diskriminatif adalah prasangka menunjukkan
pada aspek sikap, sedangkan diskriminatif pada tindakan. Sikap adalah kecenderungan untuk
berespons baik secara positif atau negatif terhadap orang, obyek atau situasi
pada aspek sikap, sedangkan diskriminatif pada tindakan. Sikap adalah kecenderungan untuk
berespons baik secara positif atau negatif terhadap orang, obyek atau situasi
Dalam konteks realitas, prasangka diartikan:
“Suatu sikap terhadap anggota kelompok etnis atau ras tertentu, yang terbentuk terlalu cepat
tanpa suatu induksi. Diskriminatif merupakan tindakan yang realistis”.
“Suatu sikap terhadap anggota kelompok etnis atau ras tertentu, yang terbentuk terlalu cepat
tanpa suatu induksi. Diskriminatif merupakan tindakan yang realistis”.
Prasangka bisa diartikan sebagai suatu sikap yang terlampau tergesa-gesa berdasarkan generalisasi
yang terlampau cepat, sifat berat sebelah dan dibarengi proses simplifikasi (terlalu menyederhanakan
terhadap suatu realita). Sikap berprasangka jelas tidak adil, sebab sikap yang diambil hanya
berdasarkan pada pengalaman atau apa yang di dengar
yang terlampau cepat, sifat berat sebelah dan dibarengi proses simplifikasi (terlalu menyederhanakan
terhadap suatu realita). Sikap berprasangka jelas tidak adil, sebab sikap yang diambil hanya
berdasarkan pada pengalaman atau apa yang di dengar
- Etnhosentrisme
Ethnosentrisme yaitu sikap untuk menilai unsur-unsur kebudayaan orang lain dengan
mempergunakan ukuran-ukuran kebudayaan sendiri. Sikap ini dianggap bahwa kebudayaan dirinya
lebih unggul dari kebudayaan lainnya.
mempergunakan ukuran-ukuran kebudayaan sendiri. Sikap ini dianggap bahwa kebudayaan dirinya
lebih unggul dari kebudayaan lainnya.
Sikap etnosentrisme adalah sikap yang menggunakan pandangan dan cara hidup dari
sudut pandangnya sebagai tolok ukur untuk menilai kelompok lain.
sudut pandangnya sebagai tolok ukur untuk menilai kelompok lain.
Apabila tidak dikelola dengan baik, perbedaan budaya dan adat istiadat antar kelompok masyarakat
tersebut akan menimbulkan konflik sosial akibat adanya sikap etnhosentrisme.
tersebut akan menimbulkan konflik sosial akibat adanya sikap etnhosentrisme.
Sikap tersebut timbul karena adanya anggapan suatu kelompok masyarakat bahwa mereka memiliki
pandangan hidup dan sistem nilai yang berbeda dengan kelompok masyarakat lainnya.
4.Contoh Masalah Pertentangan Sosial:
pandangan hidup dan sistem nilai yang berbeda dengan kelompok masyarakat lainnya.
4.Contoh Masalah Pertentangan Sosial:
Berikut adalah contoh Pertentangan Sosial di Wilayah Indonesia:
- Konflik Suku di Sampit
18 Contoh Konflik Sosial di Indonesia dan Cara Penyelesaiannya
Konflik yang sangat fenomenal sekali dalam masyarakat indonesia salah satunya yang terjadi di
Kalimantan Barat. Dengan ibukotanya Pontianak.
Kalimantan Barat. Dengan ibukotanya Pontianak.
Provinsi Kalbar menjadi salah satu wilayah yang pernah mengalami konflik, konflik tersebut terjadi
antara Suku Madura (Pendatang) dengan Suku Dayak (Suku Asli Kalimantan).
antara Suku Madura (Pendatang) dengan Suku Dayak (Suku Asli Kalimantan).
- Konflik di Lampung
Konflik sosial selanjuntya pernah terjadi juga di Lampung. Bisa dikatakan Lampung sebagai Provinsi
paling ujung dari Pulan Sumatra dan lampung ini pernah terjadi konflik sosial yang terjadi, antara suku
Bali dengan suku Lampung.
paling ujung dari Pulan Sumatra dan lampung ini pernah terjadi konflik sosial yang terjadi, antara suku
Bali dengan suku Lampung.
Konflik tersebut dilatarbelakangi oleh kesenjangan sosial terutama dalam ekonomi, antara masyarakat
asli dan masyarakat pendatang.
asli dan masyarakat pendatang.
- Konflik Sosial di Papua
Di daerah papua juga pernah terjadai konflik sosial, konflik ini sendiri terjadi di berbagai wilayah
pedalaman yang saling berbeut lahan kekuasaan dan eksitensi ras atau suku di daerah tersebut.
pedalaman yang saling berbeut lahan kekuasaan dan eksitensi ras atau suku di daerah tersebut.
Hampir setiap tahunya wilayah tersebut dilanda konflik yang belum terselesaikan
- Konflik di Aceh
Aceh merupakan salah satu provinsi di Indonesia dan letaknya di paling ujung pulau sumatera,
Aceh saat ini dikenal banyak sekali memiliki kekayaan Sumber Daya Alam, salah satunya minyak bumi.
Pernah terdengar kalau cadangan minyak di aceh lebih banyak jika dibandingkan dengan
Minyak Bumio di Arab Saudi.
Aceh saat ini dikenal banyak sekali memiliki kekayaan Sumber Daya Alam, salah satunya minyak bumi.
Pernah terdengar kalau cadangan minyak di aceh lebih banyak jika dibandingkan dengan
Minyak Bumio di Arab Saudi.
Oleh sebab itu dulu Aceh berkeputusan untuk membuat kemerdekaan sendiri dan berpisah dari NKRI,
atas landasan tersebut akhirnya dilakukan kerjasama atas perundingan yang terjadi, tujuanya ialah
untuk menekan adanya konflik sosial yang pernah terjadi ketika itu di Aceh.
atas landasan tersebut akhirnya dilakukan kerjasama atas perundingan yang terjadi, tujuanya ialah
untuk menekan adanya konflik sosial yang pernah terjadi ketika itu di Aceh.
- Konflik Sosial di Jawa Barat
Contoh konflik sosial yang pernah terjadi di jawa barat ialah konflik antara organisasi yang berbeda.
Kasus yang terjadi dalah hal ini ialah antara FPI organisasi islam dan GMBI di tahun 2017 lalu.
Kasus yang terjadi dalah hal ini ialah antara FPI organisasi islam dan GMBI di tahun 2017 lalu.
Walaupun dalam konflik sosial ini tidak menimbulkan adanya korban namun ada banyak sekali kerugian
material yang diterima.
material yang diterima.
- Konfil Sosial Di Jogjakarta
Konflik sosial lainya pernah juga terjadi di Jogjakarta. Wilayah Jogjakarta yan ada di Pulau Jawa,
pernah terjadi konflik sosial mengenai pengusiran mahasiswa yang pro dengan kemerdekaan Papua Barat,
kondisi inilah yang menimbulkan munculnya tindakan dalam masyarakat jogja untuk mengusir mahasiswa
dari Papua Barat.
pernah terjadi konflik sosial mengenai pengusiran mahasiswa yang pro dengan kemerdekaan Papua Barat,
kondisi inilah yang menimbulkan munculnya tindakan dalam masyarakat jogja untuk mengusir mahasiswa
dari Papua Barat.
5. Solusi Pertentangan Sosial:
bisa disimpulkan kalau masalah yang terjadi dalam kehidupan masyarakat disebabkan karena
munculnya kesenjangan sosial atas dasar hubungan sosial dalam kehidupan sehari-hari.
munculnya kesenjangan sosial atas dasar hubungan sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Dan keadaan tersebut menyebabkan korban yang tidak bisa dibenarkan dalam bentuk apapun.
Dan salah satu upaya yang bisa dilakukan dalam penyelesaian konflik dalam kehidupan masyarakat
dapat dilakukan dengan akomodasi, dengan cara inilah sebagai cara yang terbaik supaya
tidak terulang kembali konflik yang pernah terjadi.
dapat dilakukan dengan akomodasi, dengan cara inilah sebagai cara yang terbaik supaya
tidak terulang kembali konflik yang pernah terjadi.
Selain dengan cara akomodasi bisa juga dilakukan dengan peleburan budaya, peleburan budaya
baik secara akultirasi ataupun dengan asimilasi budaya.
baik secara akultirasi ataupun dengan asimilasi budaya.
Sedangkan upaya penyeselsaian konflik dalam masyarakat dan contohnya di atas, bisa dilakukan
melalui cara konsolidasi antar masyarakat mengenai konflik. Dalam kajian sosial bentuk
penyeselesaian ini sangat berbeda dalam akomodasi.
melalui cara konsolidasi antar masyarakat mengenai konflik. Dalam kajian sosial bentuk
penyeselesaian ini sangat berbeda dalam akomodasi.